Keberadaan "diri" yang sejati nya melawan kosmik pikiran yang ada di masyarakat mayoritas, kadang membuat diri yang sejati nya hilang tak terlihat ataupun tidak tumbuh, dia ada tapi tiada... atau menjadi kesia-sia an. Karena kita terlalu di sibukan dengan kosmiknya pikiran mayoritas yang disebut ilusi atau halu bahasa sehari-hari nya. Tidak semua masyarakat umum mengerti dan paham, apa artinya keberadaan diri yang sejati nya, karena dia tidak terlihat dan itu mesti di gapai dengan cara di ambil dari dalam lautan diri kehidupan yang ada di dalam diri kita snediri. Untuk melampaui ombak nya laut kehidupan di dalam diri itu lebih dahsyat ombak nya dari pada laut yang sesungguh nya, atau laut dari hasil pemikiran ilusi nya masyarakat kebanyakan. Hampir semua cara pandang masyarakat umum, bahwa yang di sebut sukses adalah hal-hal duniawi dsb nya, maka tidak heran kejahatan, penyimpangan nilai-nilai dan lainnya menjadi sebuah akar permasalahan yang di sebut "epidemic ...
Belajar sufistik itu belajar menyingkap hal-hal keindahan yang hanya milik Tuhan. Setiap mahluk hidup termasuk kita sebagai manusia pasti meninggalkan kehidupan kita masing-masing. Tetapi di saat tubuh dan jiwa terpisah karena kematian...maka apa yang di sebut tubuh barzah itu? Di ajaran Hindu sering kita mendengar bahwa ada kehidupan kembali ke dunia ini dengan ber-reinkarnasi. Reinkarnasi (dari bahasa Latin untuk "lahir kembali" atau "kelahiran semula") atau t(um)itis, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini. Perbedaan antara ajaran Hindu dan Islam, adalah pengertian kelahiran kembali yang pemaknaan nya tidak sama sesuai dengan kepercayaan nya. Misal nya kita bisa saja memilih mempercayai bagaimana kita berbuat baik dan kasih kepada binatang, karena hal tersebut di percayai dengan mengambil sikap baik dari ...
Mengalami beberapa perubahan atau mengalami hal untuk meningkatkan kesadaraan, letak nya bukan di pikiran atau di mentalitas. Tetapi kesadaraan berada di dalam hati yang terdalam. Setiap hal-hal yang terjadi merupakan ujian sekolah di kehidupan ini. Apakah aku ( aku untuk self / jiwa / ego state ) sang aku EGO yang ber-hawa nafsu selalu ingin menguasai dan me-men-jarakan atau men-jauh-kan AKU. AKU bukan si ego tapi AKU lah yang lebih tinggi. TUHAN selalu memanifestasikan diri Nya yang Besar dan Agung untuk sesuatu yang lebih konkret dan permanen. Tapi aku sang EGO selalu berusaha lari dan mencari jawaban untuk mengakui sang AKU yang abadi itu. Perjalanan ke dalam diri selalu nya di-indetifikasi-kan dengan selalu mengenal diri terlebih dahulu, tetapi bagaimana mungkin kita mengenal diri kalau diri kita penuh dengan amarah? dusta? dendam dan hal-hal lainnya yang berpotensi bukan saja menyakiti diri tapi juga menyakiti orang lain? Perilaku pun jauh dari nila...
Comments