Sekolahan hidup
Mengalami beberapa perubahan atau mengalami hal untuk meningkatkan kesadaraan, letak nya bukan di pikiran atau di mentalitas. Tetapi kesadaraan berada di dalam hati yang terdalam. Setiap hal-hal yang terjadi merupakan ujian sekolah di kehidupan ini.
Apakah aku ( aku untuk self / jiwa / ego state ) sang aku EGO yang ber-hawa nafsu selalu ingin menguasai dan me-men-jarakan atau men-jauh-kan AKU.
AKU bukan si ego tapi AKU lah yang lebih tinggi. TUHAN selalu memanifestasikan diri Nya yang Besar dan Agung untuk sesuatu yang lebih konkret dan permanen. Tapi aku sang EGO selalu berusaha lari dan mencari jawaban untuk mengakui sang AKU yang abadi itu.
AKU bukan si ego tapi AKU lah yang lebih tinggi. TUHAN selalu memanifestasikan diri Nya yang Besar dan Agung untuk sesuatu yang lebih konkret dan permanen. Tapi aku sang EGO selalu berusaha lari dan mencari jawaban untuk mengakui sang AKU yang abadi itu.
Perjalanan ke dalam diri selalu nya di-indetifikasi-kan dengan selalu mengenal diri terlebih dahulu, tetapi bagaimana mungkin kita mengenal diri kalau diri kita penuh dengan amarah? dusta? dendam dan hal-hal lainnya yang berpotensi bukan saja menyakiti diri tapi juga menyakiti orang lain? Perilaku pun jauh dari nilai-nilai yang baik dan mentalitas atau standar berpikir yang masih ada jauh di dalam sistem poloraid; hitam dan putih untuk membedakan ini benar dan itu salah, tanpa diri kita mau menyelami diri kita sendiri. Belum lagi harapan-harapan yang irasional di tambah bumbu ingin terlihat jauh lebih superior di banding orang lain, apakah itu semua cukup untuk modal kita masuk ke dalam diri? Memang di kehidupan yang saat ini, diri yang mana? yang mampu menembus batas nilai-nilai ke-abadian?. Itulah perjalanan batin atau spiritual yang mungkin bisa di renungkan. Kita harus merasa patah hati di kehidupan ini, bukan patah hati dengan orang lain, tetapi patah hati dalam arti yang sebenarnya. Patah hati akan berasa baik apabila kita MAU BELAJAR bahwa apapun yang ada di dunia ini bukan untuk ke- ABADI-an, tapi bisa kita fungsikan untuk belajar apa itu yang ABADI.
Harta, pangkat, suami, istri, anak, dsbnya bukan merupakan pegangan hidup yang hakiki. Itu semua bisa datang dan pergi sesuka nya. Bagai tamu tak di undang. Belum lagi banyak kejadian-kejadian nyata yang memang harus terjadi tanpa kita undang, atau kejadian-kejadian yang bersumber dari SEBAB yang menjadi AKIBAT dari rendah nya KESADAAN DIRI kita sendiri. Perjalanan ke dalam diri memang membutuhkan banyak hentakan, ujian yang membuat diri kita kalau mau bisa memilih. Apakah kita mau menjadi "slave" bagi Ego kita? bagi diri yang terus menerus kita identifikasikan dengan hal-hal yang sifat nya sementara?
Harta, pangkat, suami, istri, anak, dsbnya bukan merupakan pegangan hidup yang hakiki. Itu semua bisa datang dan pergi sesuka nya. Bagai tamu tak di undang. Belum lagi banyak kejadian-kejadian nyata yang memang harus terjadi tanpa kita undang, atau kejadian-kejadian yang bersumber dari SEBAB yang menjadi AKIBAT dari rendah nya KESADAAN DIRI kita sendiri. Perjalanan ke dalam diri memang membutuhkan banyak hentakan, ujian yang membuat diri kita kalau mau bisa memilih. Apakah kita mau menjadi "slave" bagi Ego kita? bagi diri yang terus menerus kita identifikasikan dengan hal-hal yang sifat nya sementara?
Di dalam semua ajaran kebaikan selalu kita di ingatkan bahwa diri ini bukan saja jasmani dan isi dari si Ego itu ( body, mind, intelect, memory, and ego ) tetapi self.
SELF disini juga bukan self yang ABADI tapi self yang di maksud adalah jiwa / Psycological Self yang berfungsi membantu kita menemukan TRUE SELF kita yakni SPIRIT atau RUHANI kita ini untuk bertumbuh. Bukankah kita memiliki beberapa KELAHIRAN ? ( Kelahiran jasmani/fisik, Kelahiran jiwa/ self/psychological self ( ego yang sudah di non aktifkan atau ter-transcendental ) dan Kelahiran Spiritual / True self/ Atman / Ruhani ). Bagaimana mungkin kita mengenal semua itu kalau si EGO, hawa nafsu dan amarah selalu menjadi godaan kita untuk supaya kita jauh dan tidak memberikan waktu jeda / hening/ ber-istirahat sejenak untuk merenungi dan menumbuhkan rasa ruhani kita?
SELF disini juga bukan self yang ABADI tapi self yang di maksud adalah jiwa / Psycological Self yang berfungsi membantu kita menemukan TRUE SELF kita yakni SPIRIT atau RUHANI kita ini untuk bertumbuh. Bukankah kita memiliki beberapa KELAHIRAN ? ( Kelahiran jasmani/fisik, Kelahiran jiwa/ self/psychological self ( ego yang sudah di non aktifkan atau ter-transcendental ) dan Kelahiran Spiritual / True self/ Atman / Ruhani ). Bagaimana mungkin kita mengenal semua itu kalau si EGO, hawa nafsu dan amarah selalu menjadi godaan kita untuk supaya kita jauh dan tidak memberikan waktu jeda / hening/ ber-istirahat sejenak untuk merenungi dan menumbuhkan rasa ruhani kita?
Semua hal-hal yang " ter-imprinted " di dalam kesadaraan yang ada di alam pikir perlu untuk di proses masuk jauh kedalam alam kesadaran yang TIDAK SADAR dan pikiran dan tubuh perlu untuk di berikan waktu untuk terus menerus berhak mendapatkan relaksasi. Relaksasi di tubuh dan pikiran bisa di dapatkan dengan banyak cara dan jalan, apabila pikiran dan tubuh terasa relaks kita bisa lebih tenang dan merasa sadar atau " aware " bahwa masih banyak hal yang masih perlu untuk kita selesaikan di dalam diri ini sebatas jiwa /Ego yang bisa berfungsi untuk kehiduapan sementara saat ini....apakah itu kehidupan abadi ? dan KETUHANAN menjadi sangat jauh untuk di resapi ?
become aware of it....
become aware of it....
Kejadian-kejadian di dalam kehidupan perkembangan dinamika kita sebagai manusia terdiri dari perkembangan di saat kita sebelum ada di dalam perut ibu, kejadian dari awal kita ber-asal yang bisa di sebut kejadian perinatal matrix 1 oleh Dr.Stan Grof yang berprofesi sebagai psikiater dan menjadi father founder di bidang transpersonal psikologi mengatakan perkembangan psyce dinamika kita sebagai manusia sudah ter-rekam dari sebelum kita ada di perut ibu, juga kejadian di saat kita ada di dalam perut ibu sampai saat kita di lahir itu di sebut perinatal 1- 4. Banyak kejadian yang mungkin saja bisa di sebut trauma terjadi di saat kita ada di perut ibu. Kejadian trauma tersebut masuk jauh dan ter-pola atau ter-imprint ada di dalam kesadaran, dan itu yang membentuk pola kita ber proses untuk mempercayai nilai-nilai di dalam kehidupan apakah itu positive atau negative di kehidupan ini. Misalnya, ada seorang client yang selalu membentur-benturkan kepalanya di tanggal tertentu, setelah di pelajari, di amati dan di proses, maka di dapati dari rekam jejak hidup masa lalu nya client tersebut pernah mengalami penolakan saat dia masih menjadi janin, ya dia tidak di inginkan saat dia menjadi janin. Hal tersebut secara tidak sadar membentuk pola imprint dan menjadi nilai diri nya di dalam alam bawah sadar nya yang akan menggangu proses tumbuh kembang nya menjadi manusia yang berfungsi di kehidupan saat ini. Yang tersisa mungkin kemarahan, lalu bagaimana dengan kehidupan batiniah atau ruhani nya saat kita semua merasa ingin mengenal AKU- DIA sang Agung itu ? apabila kita tidak memproses atau tidak mau mengenal sejarah rekam jejak hidup kita terdahulu?
Kita memang perlu bekerja ekstra capai dan mau belajar terus untuk memproses diri terus menerus, membersihkan semua hal-hal yang terpola dan ter-imprint yang ada di sekitar pintu masuk Qalbu atau ruhani atau batin ini... Ya tidak semua mahluk manusia memiliki apa-apa yang indah di dalam proses tumbuh kembangnya. Pola untuk kita merasa, proses berfikir dan berperilaku sudah secara automatis mengikuti pola yang ada di dalam KESADARAN yang TIDAK SADAR.
Itu kadang yang menggangu kehidupan saat ini untuk diri kita. Belum lagi tumbuh kembang kita yang mungkin memiliki hal-hal dari proses pola asuh yang tidak terlalu indah atau di dalam proses tumbuh kembang kita dari kecil ( childhood period ) ada hal-hal kejadian yang tidak meng-enak-kan yang apabila tidak kita proses itu juga akan terasa memenuhi diri dan relung batin kita sendiri. Lalu bagaimana mungkin kita mengenal AKU yang abadi dan hakiki?. Manusia modern saat ini hampir semua berjalan seperti layaknya ada di dalam kesadaran kolektif, maksud nya yang mana yang terbanyak lalu kita ikuti. Tanpa kita memberi waktu pada diri sendiri untuk berproses dan bertanya. Itu-lah gunanya hentakan atau kejatuhan di butuhkan di dalam kehidupan sementara ini untuk agar kita sebagai manusia mau belajar "eling" akan semua hal yang tidak sempurna dan tidak abadi.
Kita memang perlu bekerja ekstra capai dan mau belajar terus untuk memproses diri terus menerus, membersihkan semua hal-hal yang terpola dan ter-imprint yang ada di sekitar pintu masuk Qalbu atau ruhani atau batin ini... Ya tidak semua mahluk manusia memiliki apa-apa yang indah di dalam proses tumbuh kembangnya. Pola untuk kita merasa, proses berfikir dan berperilaku sudah secara automatis mengikuti pola yang ada di dalam KESADARAN yang TIDAK SADAR.
Itu kadang yang menggangu kehidupan saat ini untuk diri kita. Belum lagi tumbuh kembang kita yang mungkin memiliki hal-hal dari proses pola asuh yang tidak terlalu indah atau di dalam proses tumbuh kembang kita dari kecil ( childhood period ) ada hal-hal kejadian yang tidak meng-enak-kan yang apabila tidak kita proses itu juga akan terasa memenuhi diri dan relung batin kita sendiri. Lalu bagaimana mungkin kita mengenal AKU yang abadi dan hakiki?. Manusia modern saat ini hampir semua berjalan seperti layaknya ada di dalam kesadaran kolektif, maksud nya yang mana yang terbanyak lalu kita ikuti. Tanpa kita memberi waktu pada diri sendiri untuk berproses dan bertanya. Itu-lah gunanya hentakan atau kejatuhan di butuhkan di dalam kehidupan sementara ini untuk agar kita sebagai manusia mau belajar "eling" akan semua hal yang tidak sempurna dan tidak abadi.
Kalau semua sudah relaks dan diri sudah ter proses dan ter - healing apakah pantas kita menyebut kita sempurna? Apakah perlombaan kekuatan siapa yang paling hebat, kaya dan sebagainya masih pantas di ributkan? Apakah kita tetap bersujud dengan berhala? berhala seperti jaman dahulu dan jaman sekarang sudah sangat berbeda. Jaman dahulu arti berhala masih masih sebatas dengan menyembah bebatuan, keris pohon dsb nya? Berhala di jaman modern ini adalah label-label yang kita bangun sendiri agar diri kita mampu menjunjung diri sendiri/ berbangga dengan diri sendiri yang tidak abadi ini dan untuk meng-identitaskan diri bahwa kita layak bisa di bilang 'LEBIH BAIK, LEBIH OKAY, LEBIH DAN LEBIH " OLEH ORANG LAIN "? dan merasa layak untuk di anggap layak dan disebut kita ini manusia ? Apakah kita ini ? AKU atau DIA yang ABADI ? yang tersisa hanyalah sifat "KESETANAN" yakni kesombongan dan ke aku-an dari si EGO yang bagaikan kita hidup selama-lama nya !! rapuhnya aku si ego ini.. berbondong-bondong melakukan sesuatu dan atau memiliki sesuatu agar di anggap serta di akui hanya oleh kehidupan yang sementara ini?. Mari kita berjalan dan berlari-lari tanpa tujuan dari jalan yang TIDAK jelas, maka kita akan MERUGI. Bagimana cahya penerangan bisa hidup di relung batin? bagaimana kita bisa menerima kehadiran dan mengakui TUHAN yang sesungguh nya AKU adalah DIA dan DIA adalah AKU yang Maha Agung. Hidup ini bukan untuk kita manusia-manusia fana ini. Siapakah aku si ego ini, bukan siapa-siapa? !!
Penyair bapak Rendra saja pernah mengatakan untuk apa kesombongan di bangun di dalam diri padahal kita semua bagaikan bangkai-bangkai yang berjalan di kehidupan ini. Kita merasa hidup tapi sesungguhnya kita hidup di alam kesadaran yang masih di bawah. Kematian akan diri di hidup yang masih hidup ini sebaiknya merupakan perayaan untuk kita bisa mampu hidup di dalam kehidupan batin dan ruhani kita. Matikan lah diri mu sebelum engkau mati...seperti yang selalu Syech Siti Djenar katakan...Sepertinya kita semua tahu hal-hal yang konkret tapi karena kita ini manusia yang masih terus harus belajar, keras kepala dan " ngeyel " maka hal-hal yang konkret ter-tutupi dengan hal-hal lain nya, penyembahan akan berhala di saat ini berubah bentuk menjadi kehidupan hedonis, materialistis dsb-nya. Kata siapa kita tidak boleh menjadi kaya raya di bidang materi, atau kaya di bidang intelektual atau dsbnya? boleh !! tapi apakah semua itu bersumber dari kesadaraan akan hadir nya AKU yang MAHA ABADI ?
aku si Ego masih perlu di cacah, masih jauh untuk memahami. Terjebak di dalam dunia tidak abadi, tetapi aku menutupi dan membangun diri dengan semua label indentifikasi fana yang aku kira itu aku. Saat aku lepaskan semua cerita, melepas "pencapaian", melepas semua berhala duniawi dan jubah-jubah ku? apakah aku si ego atau jiwa ini tahu siapakah AKU yang sebenarnya?
Madu dan racun nya duniawi telah membutakan nurani, batin ku. Bagaimana mungkin aku lepaskan semua itu? apakah aku tidak memiliki baju atau identifikasi? bertahun-tahun aku hidup dalam penyangkalan akan hadir nya DIA dan AKU yang abadi. Sebaiknya aku si ego perlu di matikan atau memang aku membutuhkan waktu untuk merenungi sampai batas waktu yang aku kira lama dan panjang maka aku tetap tidak belajar dan menjadi bodoh...aku lah si Ego diri yang masih buta .....
aku si Ego masih perlu di cacah, masih jauh untuk memahami. Terjebak di dalam dunia tidak abadi, tetapi aku menutupi dan membangun diri dengan semua label indentifikasi fana yang aku kira itu aku. Saat aku lepaskan semua cerita, melepas "pencapaian", melepas semua berhala duniawi dan jubah-jubah ku? apakah aku si ego atau jiwa ini tahu siapakah AKU yang sebenarnya?
Madu dan racun nya duniawi telah membutakan nurani, batin ku. Bagaimana mungkin aku lepaskan semua itu? apakah aku tidak memiliki baju atau identifikasi? bertahun-tahun aku hidup dalam penyangkalan akan hadir nya DIA dan AKU yang abadi. Sebaiknya aku si ego perlu di matikan atau memang aku membutuhkan waktu untuk merenungi sampai batas waktu yang aku kira lama dan panjang maka aku tetap tidak belajar dan menjadi bodoh...aku lah si Ego diri yang masih buta .....
Comments